Jumat, 24 Februari 2012

MAKALAH PERAN PEKERJA SOSIAL

BAB I

KATA PENGANTAR

Seiring dengan semakin berkembangnya paradigma pembangunan sosial (Sosial Development), untuk mengimbangi paradigma pembangunan ekonomi pada masa mendatang, hakikat aktivitas pekerja sosial tidak terbatas sebagai institusi sosial dan profesi pelayanan kemanusiaan, tetapi juga sebagai profesi yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi pelayanan sosial sebagai dasar utama dalam menghadapi perkembangan permasalahan sosial yang semakin kompleks. Demikian juga dalam hal hakikat sasaran intervensi yang tidak terbatas pada klasifikasi indivindu, kelompok atau masyarakat tetapi juga mengarah kepada perubahan secara berencana dalam struktur sosial masyarakat secara makro. Kedudukan pekerja sosial dapat lebih berperan sebagai Charge Agent System (Sistim Agen Pelaksana Perubahan).

Dalam kaitan pendekatan yang sekarang menjadi trendi yaitu Ecological Model Of Human Behavior, sebagai sistem sasaran intervensi pekerjaan sosial dalam pembangunan masyarakat, Atas dasar model tersebut sasaran intervensi pekerjaan sosial tidak mengarah pada klasifikasi indivindu, kelompok atau masyarakat, tetapi lebih luas lagi pada sistem keluarga, pelayanan sosial, pelayanan barang dan jasa, politik ketenagakerjaan, keagamaan dan pendidikan.

Inilah tema yang penulis tuangkan dalam makalah ini, sebagai satuan dari akumulasi berbagai materi yang disampaikan oleh Yth Bapak Fuad Faizi MA, sebagai dosen pengampu mata kuliah metode PEKSOS.

Terimakasih penulis sampaikan kepada beliau atas konstribusi keilmuannya sehingga penulis memperoleh kelengkapan substansi tentang PEKSOS dan Tentang Pemberdayaan Masyarakat.

NO BODY PERFECT, Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis, dan umumnya bagi civitas Akademika agar dapat berperan sebagai, Agent Of Change Agent Of Development and Agent Of Modernization, with principe “To Help People to Help Them Selves”. SEMOGA!

Cirebon, 31 Januari 2012

BAB II

POKOK PEMBAHASAN

Peran Pekerja Sosial

Para Pekerja Sosial harus menyadari adanya ketidakberdayaannya dalam melihat berbagai penyebab masalah klien. Karena itu, mereka harus berusaha untuk mengetahui bahwa klien juga dapat dianggap sebagai penyebab yang dengan itu mereka mengatasi dan mencari penyelesaian masalah (problem solving) yang mereka hadapi. Contohnya, saya bekerja dengan seorang wanita yang mengabaikan anaknya karena ia terhimpit dalam kemiskinan. Karena itu, pekerja sosial harus melihat klien secara objektif dan pendekatan empati, serta mencari cara untuk mengatasi agar anak tersebut dapat dikirim ketempat perawatan anak-anak. Jika, misalnya, saya melakukan ini, saya akan frustasi dan menyalahkan dia karena ketidak mampuannya mengatur waktu dengan anaknya dan ketidak kreativitasnnya bermain dengan anak-anak sehingga menjadi bosan.

Sebenarnya, masalah ini bukanlah masalah wanita tersebut semata-mata, melainkan juga masalah yang meluas, yakni lingkungan kemiskinan yang menyebabkannya harus berusaha kuat untuk memaksimalkan waktu dan tenaganya. Sementara itu, karakteristik praktisi yang bukan rasis menerapkan beberapa hal berikut.

1. Kemampuan untuk melihat penjelasan alternatif bagi perilaku yang seharusnya ditolak.

2. Kemampuannya untuk memilih alternatif penjelasaan yang lebih relevan terhadap klien.

3. Kemampuan berempati sehubungan dengan adanya ras atau karakteristik lainnya.

4. Kemampuan untuk membuang kesalah-pahaman atau distorsi.

Peranan seorang pekerja sosial dianggap baik dan berkualitas dalam proses pemberdayaan bila memiliki kriteria berikut.

1. Sumber konsultan yang menghubungkan klien untuk dapat menghubungkan diri mereka dan dapat memecahkan masalah yang yang mereka hadapi secara mandiri.

2. Membantu klien untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan kemampuan.

3. Pelatihan atau guru mengajari proses dan skill (keahlian) tertentu sehingga memungkinkan klien mengerjakan tugasnya dengan sangat baik.

Contohnya, saya bekerja dengan seorang jompo dari salah satu negara ASEAN. Orang ini cacat sehingga harus diisolasi karena beberapa temanya telah pulang lebih dulu ke malasysia. Berbeda dengan pandangan yang saya miliki mengenai pusat-pusat perawatan yang tidak simpatik, beragam kemungkinan sosial dari organisasi yang kami ketahui pun dapat diindentifikasikan sebagai pendekatan satu organisasi kepada organisasi lainnya. Sebenarnya, pendekatan bagi orang jompo tersebut merupakan dasar kepercayaan dan kemampuan diri sendiri terhadap alasan-alasan yang yang sangat beragam. Dalam kaitan ini, strategi yang sangat penting adalah menolong klien supaya mampu menyediakan pelayanan bagi keluarga, tetangga, dan masyarakat.

Contoh lain, seorang menolong wanita untuk meningkatkan karier anaknya agar mandiri. Cara ini memberikan wanita itu dengan cara memberikan skill kepada masyarakat dalam hal hubungan keluarga, sekaligus menghindari anak-anak agar tidak memperoleh pengalaman buruk pada tahap awal perkembangan psikologisnya. Belajar teori menolong bagi pekerja sosial di atas, ide ini memberikan dukungan yang sangat berarti terhadap beberapa penelitian ide pemberdayaan (Barber, 1986). Salah satunya adalah teori yang dikemukakan Seligman (1975). Teori ini didasarkan pada pengalaman tentang hubungan antara binatang dan manusia yang menunjukan bahwa manusia memiliki pengalaman yang teramat penting dan sangat berarti baginya.

Strategi advokasi (advocacy Strategy) dan pemberdayaan telah membuktikan ketertarikanya terhadap isu-isu pembangunan dan pekerja sosial. Ketertarikan tersebut merupakan tantangan orang hitam sebagai pihak yang memiliki kepentingan yang sangat kuat. Dalam kaitan ini advokasi telah menjadi bagian dari pergerakan perbebasan bagi orang-orang yang ingin dirawat lagi. Sesungguhnya ide ini sangat idealis ,juga praksis-aplikatif sehingga dapat di terapkan secara mudah. Dengan demikian ,dapat di katakan bahwa advokasi dan proses pemberdayaan menciptakan sebuah ideologi perawatan ,serta pengobatan yang berbeda dengan pengalaman klien dan pekerja .

Filosofis dari pengontrolan diri(self-control) dan tanggung jawab personal dalam pemberdayaan memiliki pendekatan yang sangat humanis (humanism approach). Karena itu power, kelas dan tekanan sebagai salah satu aspek masyarakat yang menunjukkan adanya aktualisasi diri(self-actualization).Dan harus di aktifkan adalah sesuatu yang sangat signifikan. Pandangan kritis tentang pemberdayaan dan advokasi belum berkembang luas ,meskipun potensi kritis itu dapat di identifikasi. Potensi ini berkaitan pula dengan pandangan terapi ,konsentrasi pemberdayaan dalam kapasitas klien ,dan tidak melihat perubahan langsung terhadap struktur sosial yang cenderung meletakkan tanggung jawab perubahan sosial di atas klien.

Kesulitan lain yang di hadapi pekerja sosial saat berhubungan dan berinteraksi dengan individu adalah ketidak jelasan adanya jaringan masyarakat(social network). Padahal, adanya jaringan dapat meningkatkan power dan menambah sumber-sumber lingkungan sehingga dapat meningkatkan keuntungan bagi masyarakat yang lebih luas. Sementara itu, dalam lingkungan sosial dan politik yang sumbernya terbatas, pemberdayaan menjadi setting utama dalam upaya melawan kelompok lain, bukan menjadi model penyatuan mereka.

Para pekerja sosial dihadapkan kepada permasalahan indivindu yang mengalami hambatan dalam menjalankan fungsi sosialnya. Pemikiran yang komrehensif melihat permasalahan yang dialami seorang indivindu sebagai subordinasi dari permasalahan keluarga, sedangkan permasalahan keluarga merupaka subordinasi dari permasalahan komunitas atau masyarakat tertentu. Maksud pekertaan “subordinasi” adalah keadaan yang menyangkut unsur tertentu secara sistematis yang di subordinasikan dari unsur yang lebih besar dalam universum tertentu. Pandangan ini menunjukkan bahwa tingkah laku indivindu-indivindu merupakan refleksi dari tingkah laku sosial.

Bagi pekerja sosial, pendakatan untuk memahami tingkah laku yang disfungsi sosial menepatkan perspektif faktor-faktor yang bersifat inheren (faktor internal), seperti keperibadian dan faktor psikologis. Faktor ini dianalisis secara proporsional dengan faktor-faktor eksternal yang berasal dari lingkungan sosial (keluarga, kelompok, organisasi, komunitas atau masyarakat).

Pekerja sosial memandang bahwa indivindu adalah bagian dan terbentuk oleh keadaan masyarakat. Berdasarkan hal ini, pekerja sosial yang bekerja melayani masyarakat, pada hakikatnya, dapat menjadi metode perantara dalam menyelesaikan masalah perorangan. Khusus seorang pengidap HIV atau penderita AIDS yang berdampak luas bagi masyarakat sekitarnya membutuhkan penanganan serius dari pekerja sosial. Melalui pendekatan Humanistik yang diperankan seorang pekerja sosial ia dapat meningkatkan fungsi sosial indivindu yang dianggap “sampah masyarakat” tersebut dalam konteks lingkungan sosialnya. Demikian pula, saat reaksi negatif masyarakat terhadap penyadang masalah tersebut membutuhkan penanganan pekerja sosial untuk menyadarkan masayarakat bahwa masalah yang dihadapi indivindu tersebut harus disikapi dengan pendekatan nurani

Permasalahan yang dialami seorang klien, jika dibiarkan sendiri menghadapi permasalahannya, pada satu sisi, klien akan terbenam sepenuhnya oleh kekuatan-kekuatan luar yang sangat kompleks. Pada sisi lain, ia tidak memahami permasalahan itu dan tidak dapat mengendalikannya. Jika klien menginkan masa depan yang lebih baik, ia harus menggabungkan diri dengan orang-orang lain untuk menghimpun kekuatannya, baik kini maupun pada masa mendatang. Dengan cara itu, klien akan memperoleh harga diri dan memiliki kemampuan untuk mengembangkan keahliannya yang dengan itu ia dapat menjadi warga negara yang bermartabat, mempunyai hak dan tanggung jawab yang jelas. Untuk konteks Indonesia, bila nilai kebebasan dan konsensus, indivindualisme dan kemasyarakatan tidak harus bertentangan atau terpisah. Memang sangat mudah mengatakan dan mensosiailisasikan prinsip-prinsip kebebasan berusaha, kebebasan memiliki sesuatu, dan kebebasan memeluk agama. Masih banyak orang yang tidak menyadari bahwa kebebasan-kebebasan tersebut kadang kala diikuti oleh perasaan keterasingan (teralienasi) kesepian, kemiskinan, dan perasaan tidak mampu, sesuatu yang seorang tidak mempunyai pilihan lain untuk menampiknya. Inilah ciri-ciri yang menonjol dari masyarakat Indonesia yang tetap memerlukan rasa kebersamaan dalam menjalankan siklus kehidupan.

Berdasarkan hal tersebut praktek pekerjaan sosial dalam kehidupan masyarakat perlu diawali oleh titik pandang (paradigma) yang sama. Paradigma ini harus bersifat konvergen dan multidimensi. Setiap fakta atau realita sosial yang terjadi dalam masyarakat tertentu dikaji secara mendalam dan akurat tentang kesaling terkaitan atau interdependensi antar berbagai komponen, baik horizontal maupun vertikal. Secara horizontal seorang pekerja sosial (social warker) harus memahami berbagai macam jenis kekuatan yang ada dimasyarakat tersebut (antar indivindu, antar keluarga, antar kelompok, antar organisasi sosial, antar komunitas). Secara vertikal, pekerja sosial harus memahami struktur formal (organisasi masyarakat dan pola-pola kekuasaan atau kepemimpinan, serta distribusi kekuasaannya) dan informal (hierarki kekuasaan informal) yang ada dalam masyarakat tersebut.

Kehidupan masyarakat merujuk pada sesuatu yang menyangkut kehidupan bersama (tidak menyangkut kehidupan indivindual atau perorangan). Kehidupan bersama yang paling kecil adalah keluarga, sedangkan yang lebih besar adalah komunitas. Kehidupan diatas komunitas adalah masyarakat. Pekerja sosial harus berada dalam kehidupan masyarakat berarti ia bertanggung jawab untuk turut andil dalam membangun masyarakat berarti ia bertanggung jawab untuk turut andil dalam membangun masyarakat itu. Pemahamannya tentang “makna dan proses pengembangan” akan dapat membantunya dalam menghasilkan ide-ide “kemajuan”(progress ideas). Dikatakan “ide kemajuan” karena gagasan ini berkonotasi ke masa depan atau ke atas (ke tinggkat yang lebih tinggi), lazim disebut futuris.

Kemajuan dapat diukur, salah satunya, lewat kemajuan secara material dan spiritual. Ukuran material didasarkan pada ukuran konsumsi yang semakin tinggi, sedangkan ukuran spiritual mengacu pada ilmu pengetahuan dan teknologi akan dapat mempermudah kehidupan bersama. Pembangunan masyarakat merupakan perubahan sosial yang direncanakan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi praktek pekerja sosial yang digunakan untuk kehidupan bersama (bersifat sosial)”.

BAB III

KESIMPULAN

Faktor eksternal pembangunan yang berpusat pada rakyat adalah keserasian hubungan vertikal antara sistem sosial ditingkat mikro, mezzo, dan makro. Faktor internal pembangunan yang berpusat pada rakyat adalah peluang untuk terciptanya dorongan membangun dari, oleh dan untuk rakyat dalam konteks Ecological / Ekologis dan sesuai dengan sistem sosial budaya setempat.

Perbedaan antara pendekatan Sistem Sosial dan Ekologis dalam pembangunan terletak pada arus kebijakan, hierarki, kewenangan, dan otonomi pengembilan keputusan seorang pekerja sosial mempunyai kemampuan untuk menyakinkan perlunya perubahan kebijakan terhadap para pembuat kebijakan.

Pekerja sosial seyogyanya memikirkan tiga tipe masyarakat fungsional yakni :

a) Masyarakat nasional (politik) yang berhubungan dengan dimensi kehidupan publik.

b) Masyarakat produktif yang berhubungan transaksi Ekonomi sebagaimana yang menjadi isu kesejahteraan.

c) Masyarakat efektif, kelompok masyarakat yang kurang berhubungan dengan intimasi persahabatan, dan pemenuhan Subyektif.

Disisi lain unsur-unsur pokok bagi pekerja sosial dalam bekerja dimasyarakat adalah melakukan perencanaan dan pengintegrasian masyarakat.

Perencaan merupakan proses untuk menentukan, menemukan, dan memperjelas arti masalah terbentuk, mengungkapkan hakikat dan ruang lingkup masalah itu, mempertimbangkan berbagai upaya yang diperlukan guna penanggulangan masalah, serta mengadakan kegiatan yang sesuai dengan upaya-upaya yang telah dirumuskan dan dipilih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Semangka

Anda tentu sudah mengenal buah semangka, bukan? Buah berukuran besar dengan bentuk bulat, berkulit hijau, dan daging buahnya yang manis berwarna merah atau kuning. Buah ini banyak sekali mengandung air, sehingga buah ini terasa sangat segar apabila dimakan saat musim panas.

Selain bisa dimakan langsung, buah semangka ternyata nikmat juga bila dibuat minuman jus. Anda tidak hanya mendapat kesegaran, tapi juga memperoleh segudang manfaat jus semangka yang mungkin Anda sendiri belum pernah mengetahuinya.

Kandungan Jus Semangka

Jus semangka yang kita konsumsi kaya akan likopen, zat warna/pigmen yang sering kita jumpai pada buah seperti semangka atau tomat. Vitamin yang bisa kita temui di dalam jus semangka juga memiliki kadar yang cukup tinggi, seperti vitamin A, B, dan C. Tak hanya itu, jus semangka juga tinggi kalium, karbohidrat, protein, serat, dan beberapa zat penting lain seperti sitrulin, arginin, dll.

Manfaat Jus Semangka

Ada banyak sekali manfaat jus semangka yang bisa Anda dapat bila Anda rutin meminumnya.

  • Bila jus semangka kaya akan vitamin A, sudah tentu bila Anda mengkonsumsinya secara teratur, kesehatan mata Anda akan terjaga tanpa harus mengalami gangguan.
  • Vitamin C yang ada pada jus semangka juga bermanfaat untuk menjaga daya tahan atau kekebalan tubuh agar Anda tidak mudah sakit.
  • Bila Anda sedang melakukan diet, Anda bisa merasakan manfaat jus semangka yang lain, yaitu membantu Anda untuk menurunkan berat badan. Jus semangka akan mudah mengenyangkan perut Anda. Apalagi jus semangka adalah minuman rendah kalori karena memiliki kadar gula yang sedikit.
  • Jus semangka kaya akan kalium, zat yang bisa menjaga keseimbangan tekanan darah. Penderita hipertensi atau tekanan darah tinggi bisa mencoba merasakan manfaat jus semangka yang satu ini
  • Jus semangka kaya akan likopen yang merupakan zat antioksidan yang sangat ampuh untuk melawan radikal bebas penyebab berbagai penyakit, misalnya seperti kanker prostat atau kanker usus besar. Para wanita sangat dianjurkan untuk meminum jus semangka sebagai pencegah kanker mulut rahim.
  • Jus semangka diklaim mampu meningkatkan vitalitas kaum pria sekaligus meningkatkan kualitas sperma. Bahkan, bagi pria yang divonis tidak subur pun, bisa mencoba manfaat jus semangka yang satu ini. Bila diminum secara rutin dan teratur, ada kemungkinan untuk kembali subur dengan kualitas sperma yang baik.
  • Manfaat jus semangka yang lain adalah untuk membantu memperlancar proses pencernaan dalam perut, karena minuman ini kaya akan serat yang sangat berguna untuk mencegah resiko susah buang air besar.
  • Ada yang mengatakan bahwa mengkonsumsi jus semangka akan membuat kita ingin buang air kecil terus. Ini benar, tapi tentu ini bukan hal yang merugikan, karena dengan mengkonsumsi jus semangka, Anda malah akan terhindar dari penyakit batu ginjal.
  • Jus semangka juga bermanfaat untuk mengatasi gangguan kesehatan lain seperti demam, sariawan, atau diare. Jus semangka juga disinyalir mampu meningkatkan kinerja jantung agar tubuh tetap sehat.

Itu adalah sederet manfaat jus semangka yang mungkin belum Anda ketahui. Banyak yang mengira bahwa jus semangka hanya bagus bagi para pelaku diet rendah kalori, padahal minuman ini pun juga sangat dianjurkan bagi Anda yang tidak melakukan diet. Jadi, sangat mudah sekali untuk hidup sehat, bukan? Anda tinggal meminum jus semangka secara rutin, tubuh pun akan terhindar penyakit.